Sang penulis Louisa May Alcott berhasil membuat
si pembaca ikut larut kedalam kisah kehidupan empat gadis cantik bersaudara
bersama seorang ibunya. Empat gadis cantik bersaudara ini antara lain adalah
Meg anak pertama yang cantik dan anggun berusia 16 tahun yang sehari-harinya
bekerja sebagai pengasuh anak. Jo anak kedua berusia 15 tahun yang lahir
menjadi gadis tomboi yang suka membaca buku, setiap hari Jo bertugas menemani
Bibi March yang sudah tua. Beth anak ketiga berusia 13 tahun adalah gadis yang
rapuh dan pemalu yang memilih untuk tetap tinggal dirumah dan mengejarkan tugas
- tugasnya. Dan Amy adalah yang termuda lahir menjadi seorang gadis artistik
yang menyebalkan dan sangat menyukai boneka. Mereka berempat tinggal bersama
ibunya yang biasa mereka panggil dengan sebutan Marmee. Marmee adalah wanita
yang bijaksana dan sangat mencintai anak - anaknya, dia selalu sabar dan selalu
memberikan nasihat bagi keempat gadis cantiknya itu untuk tumbuh menjadi wanita
dewasa yang penuh tanggung jawab.
Kehidupan
mereka harus dijalani tanpa adanya sosok seorang ayah karena ayah mereka sedang
ditugaskan ke medan perang. Keluarga mereka hidup dengan kesederhanaan membuat
mereka semua harus berjuang untuk hidup mereka. Namun hal tersebut tidak
membuat mereka putus asa, melainkan pembawaan keempat gadis cantik ini membuat
hari - hari mereka menjadi berwarna. Ditambah lagi mereka memiliki seorang
teman yang sangat setia yaitu Laurie. Laurie adalah pemuda sebaya yang hidup
bersama kakeknya di sebelah rumah keluarga March dengan kemewahan dan kekayaan,
meski begitu mereka adalah seorang dermawan bagi keluarga March.
Novel dengan jumlah halaman
376 ini memiliki karakteristik tulisan judul yang susah untuk dibaca, selain
itu tulisan pada isi yang berukuran kecil akan membuat si pembaca merasa jenuh
dan bosan ketika membaca. Tidak banyak konflik yang ditonjolkan karena tiap
adegan memiliki pusat cerita yang berbeda sehingga tidak ada konflik yang
kompleks. Alur yang berjalan juga cukup lambat, ini bisa membuat pembaca agak
bosan pada bagian pertengahan cerita.
Namun,
kisah hidup yang inspiratif, menarik dan unik pun mampu menghipnotis siapa saja
yang membaca novel ini untuk beranjak pergi dari kekurangan yang terdapat dalam
novel yang berjudul “Little Woman” ini.
Ditambah
lagi pada bagian tengah menuju akhir konflik yang ada tentang cerita kehiduan
sehari - hari mereka dimunculkan dengan bumbu pemanisnya. Ini membuat si pembaca
akan dibuat penasaran tentang bagaimana akhir
dari cerita ini nantinya. Plot twist yang muncul juga cukup mengejutkan,
membuat cerita ini tidak menggantung.
Pada
novel yang ditulis oleh Louisa ini mengangkat banyak sekali pembelajaran hidup
yang berharga. Lewat novel ini kita bisa melihat bagaimana pembawaan seorang
ibu yang membentuk keempat putrinya menjadi perempuan dewasa. Selain itu, Louisa mendeskripsikan semua dengan
porsi yang hampir sama, tiap babnya secara bergantian menceritakan salah satu
dari mereka sebagai pusat ceritanya. Melihat dari kenyataan kehidupan nyata
saat ini banyak kebiasaan-kebiasaan positif dahulu berubah menjadi nilai-nilai
negatif yang berkembang di masyarakat seperti sering kali bertingkah serakah,
tidak memperdulikan orang lain, dan selalu mementingkan kepentingan pribadi.
Namun dalam kisah novel yang berjudul “Little Women” ini si pembaca diajak
untuk merenungkan kembali nilai-nilai positif yang benar-benar membuat suasana
hati menjadi sejuk.